Sabtu, 04 Mei 2013


Sego Kucing diburu Pecinta Kuliner
       
Bisnis makanan kian marak di pinggir jalan. Waktu yang paling ramai biasanya pada malam hari. Pada waktu ini, banyak orang yang istirahat dari kerja seharian. Kesempatan inilah yang dimanfaatkan oleh pedagang kaki lima yang umumnya menyajikan menu kuliner.
        Kebutuhan bagi pencari kuliner di malam hari biasanya di tempat-tempat yang menyediakan untuk nongkrong. Walaupun makan adalah tujuan utama, tradisi masyarakat kita setiap menikmati istirahat seringkali dimanfaatkan untuk ngobrol. Selain itu pula, waktu nyantai digunakan untuk berkumpul bersama teman, sahabat, keluarga, dan sebagainya. Warung yang menyajikan tempat seperti ini akan banyak diburu oleh pecinta kuliner.
        Tempat untuk nyantai dan murah adalah kaki lima. Yang menjadi menu favorit masyarakat kalangan menengah ke bawah adalah warung angkringan “Sego Kucing”. Ya, di tempat ini menjadi rujukan banyak orang untuk makan dan berbagai macam kegiatan, entah rapat konsolidasi, bisnis atau kumpul bareng.
        Sebenarnya, menu sajian Sego Kucing tidak jauh beda dengan nasi di warung biasa. Mengapa disebut Sego Kucing? Karena nasinya dibungkus kecil-kecil dengan beraneka ragam lauk. Jika dibandingkan dengan nasi di warung biasa, kuantitas nasinya lebih sedikit. Seperti halnya kucing peliharaan kita, setiap makan tidak pernah banyak. Jadi ya disebut Sego Kucing. Akan tetapi, di sini saya mengamati bukan dari sego atau nasinya, namun fenomena keramaian pengunjungnya yang melebihi warung-warung pada umumnya. Mengapa pengunjung Sego Kucing begitu banyak?.
        Penjual Sego Kucing kebanyakan mempunyai trik tersendiri dibanding warung biasa. Pertama, menu sajian cukup beragam, ada gorengan, Sego Kucing, minuman, rokok, kerupuk, sate-satean, seperti usus, keong, telur, dan lain-lain. Daya tarik menu tersebut walaupun sederhana ternyata mengundang animo cukup besar bagi pemburu kuliner. Sebagaimana umumnya masyarakat kita berasal dari golongan menengah ke bawah. Jadi menur-menu tersebut cukup dilirik untuk sekedar mengisi perut.
        Yang dicari bukan masalah kekenyangannya, namun kepuasan. Apalagi harganya cukup murah jika dibandingkan dengan menu sajian resto atau kafe. Mereka yang tidak bisa membeli rokok satu bungkus, dapat membeli eceran (eteng) di tempat ini tanpa malu. Bagi mereka, ini tempat yang nyaman untuk melampiaskan kepuasan.
        Kedua, ada tempat nyantai yang cukup nyaman dan damai. Tersedianya tempat untuk berjagongan di pinggir jalan memberi hawa sejuk tersendiri. Apalagi banyak kendaraan hilir mudik bergantian. Hal ini semakin menambah kenikmatan jagongan sambil menikmati sajian Sego Kucing.
        Seringkali saya menjumpai sepasang kekasih yang makan di Sego Kucing. Sambil menyantap makanan, mereka bercanda seolah merasakan keindahan. Apalagi di malam minggu tiba, kuantitas pengunjung sangat luar biasa.
        Ketiga, adanya hiburan musik rakyat yang cukup menyenangkan. Adakalanya pemilik warung kucing menyediakan musik dangdut atau pop yang dkhusus untuk para pengunjung. Mereka bisa menikmati musik sambil menyantap makanan. Memang tempatnya terlihat sederhana, namun ramuan atau setting tempatnyalah yang mengundang banyak orang untuk berdatangan.
        Saya mengamati, warung angkringan Sego Kucing bisa banyak dikunjungi pengunjung tidak lepas dari tempatnya strategis di pinggir jalan, menunya beragam, dan fasilitas sederhana namun tetap terasa. Tidak heran jika bisnis ini banyak berkembang di sepanjang jalan.

        Selain itu warung ini juga buka hingga larut malam. Bagi musafir yang kebetulan lapar di malam hari bisa mampir di tempat ini dengan harga cukup ringan.

Tidak ada komentar: